Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Sering kita mendengar dan mungkin melakukan kegiatan rutin yang dilakukan sebelum bulan Ramdhan adalah saling berma'afan satu dengan yang lain. Yang secara dalil di sandarkan kepada hadist berikut.
Doa Malaikat jibril Menjelang Ramadhan:
"Ya Allah tolong abaikan puasa umat Muhammad, apabila sebelum memasuki
bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
* Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika
masih ada);
* Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
* Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya."
Maka Rasulullah pun mengatakan Amiin sebanyak 3 kali. Dapat kita
bayangkan, yang berdoa adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah
Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jumaat.
Hadits tersebut dha'if dan munkar karena menyelisihi hadits yang shahih sebagai berikut:
"Artinya: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, "Amin, amin, amin".
Para sahabat bertanya. "Kenapa engkau berkata 'Amin, amin, amin, Ya Rasulullah?"
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata:
'Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin', kemudian Jibril berkata lagi,
'Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!', maka aku berkata: 'Amin'. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata lagi.
'Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!' maka kukatakan, 'Amin".
[Hadits Riwayat al-Bazzar dalam Majma'uz Zawaid 10/1675-166, al-Hakim 4/153 dishahihkannya dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi dari Ka'ab bin Ujrah, diriwayatkan juga oleh Imam al-Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 644 (Shahih Al-Adabul Mufrad No. 500 dari Jabir bin Abdillah)]
Saling berma'afan sebelum Puasa Ramadhon termasuk perkara baru dalam agama ini (bid'ah). Dan kita tahu semua perkara yang baru dan diada-adakan adalah sesat dan tempatnya dineraka. Bid'ah dalam terminologi syari'at adalah setiap ibadah yang diada-adakan oleh manusia tapi tidak ada asalnya dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah, demikian ini berdasarkan sabda Rasulullah
"Artinya : Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak"[Disepakati keshahihannya: Al-Bukhari dalam Ash-Shulh (2697). Muslim dalam Al-Aqdhiyah (1718)]
Dan sabda beliau.
"Artinya : Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak"[Al-Bukhari menganggapnya mu'allaq dalam Al-Buyu' dan Al-I'tisham. Disambungkan oleh Muslim dalam Al-Aqdhiyah (18-1718)]
Kemudian sabda Rasul lainnya.
"Artinya : Hendaklah kalian menjauhi perkara-perkara baru yang diada-adakan, karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid 'ah, setiap bid 'ah itu sesat, dan setiap yang sesat itu (tempatnya) di neraka" [HR. Abu Dawud dalam As-Sunnah (4607). Ibnu Majjah dalam Al-Muqaddimah (42). Tambahan “dan yang setiap yang sesat itu (tempatnya di neraka)” pada riwayat An-Nasa’I dalam Al-Idain (1578)].
Penekanan hadist diatas tidak dikhususkan pada berma'afan sebelum berpuasa Ramadhan tetapi memberikan penekanan kepada tiga perkara yang semuanya sangat penting dan akan celaka bagi orang yang tidak melakukannya yaitu, celaka bagi yang tidak bersalawat kepada nabi, celaka bagi yang tidak melaksanakan kewajiban di bulan Ramadhan dan celaka bagi orang yang tidak berbakti kepada orang tuanya (Birrul Walidain).
Maka tradisi berma'afan sebelum Ramadhan tidak ada tuntunannya dari Rasulullah dan para Sahabatnya.
Untuk itu bagi kita yang sudah mengetahuinya tinggalkanlah perkara-perkara baru dalam agama yang hanya akan membawa kita kepada kesesatan dan neraka.
Wallahualam
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
ferdigi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bajajcopter
wallpaper Islam
Contact
email: ferdigi@yahoo.com
facebook: ferdigi@yahoo.com
facebook: ferdigi@yahoo.com
17 komentar:
Ahhhh, jika saya mengikuti pendapat Anda berarti saya tidak saling meminta maaf? Berarti saya akan terjerumus orang yang muflis. Ahhh Anda ini suka saja memberi statemen bid'ah. Emang kenapa kalau itu bid'ah. Saya tegaskan bahwa bid'ah itu jalan nuju surga lhooo
Semoga Allah memberi petunjuk kepada antum.
Bermaafan dalam Islam sangat dianjurkan, tetapi bermaafan dalam Islam tidak mengikat waktu.
Nabi Muhammad tidak pernah mengajarkan bermaafan pada waktu2 tertentu seperti hari raya Id atau sebelum puasa Ramadhan. Karena tidak ada hadist yang shahih maupun hasan yang menjelaskan tentang itu.
Sedangkan Bid'ah adalah seburuk-buruknya perbuatan dalam agama, karena mengadakan ibadah diluar selain yang diajarkan nabi Muhammad.
Allah dan Rasulnya telah memberikan peringatan yang tegas bahwa seburuk-buruknya perbuatan adalah setiap perkara yang diada-adakan dalam agama dan setiap perkara yang diada-adakan dalam agama adalah bid'ah dan setiap bid'ah tempatnya adalah neraka. (hadistnya shohih)
Maka pelajari ilmu Islam dan pelajari dengan cara yang baik ikutilah hanya petunjuk Allah, Nabi Muhammad dan para sahabat dengan pehamaman Salafussalih (Generasi terbaik sahabat yang terpercaya)
Agar kita tidak tersesat dan selalu dalam lindungan Allah.
Bukankah kita juga mengenal dengan bid'ah hasanah? Sehingga walaupun ada ibadah yang tidak diajarkan pada jaman rosulullah tetapi terdapat banyak kebaikan di dalamnya, dapat kita lakukan
Semoga Allah merahmati antum
Banyak para awam tergelincir pada masalah ini, karena tidak memahami ilmu ushulul bid'ah mereka dengan mudah mengatakan suatu hal yang baik yang tidak ada ajarannya dari Rosul adalah bid'ah hasanah. Cara seperti ini bathil karena setiap tata cara ibadah butuh dalil yang shohih atau hasan,dan Rosul memerintahkan untuk menjauhi segala macam bid'ah.
Adapun istilah bid'ah hasanah adalah datangnya dari kholifah Umar sewaktu mengumpulkan jama'ah untuk sholat tarawih berjama'ah dari pada sholat sendiri di rumah. Umar pun juga mendapatkan persetujuan dari para sahabat nabi yang lainnya yaitu para Salafushalih. Riwayat umar tidak boleh menjadi dalil yang dipakai disetiap keadaan ibadah yang baru dan dibuat-buat.
Untuk lebih mengetahui ilmu ushulul bid'ah antum bisa mempelajari di kitab Ushulul bid'ah karya Syaikh Ali Hasan Al Halaby hafizhahullah, atau dengan singkat membaca tulisan Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan http://www.almanhaj.or.id/content/439/slash/0
Semoga kita selalu dalam petunjuknya...
assalamu'alaikum....
saya pernah mendengar ustad, pada waktu sebelum ramadhan meminta & memohon maaf terhadap orang tua dan kerabat. bukan pada waktu setelah selesai sholat idul fitri.
jadi mana yang harus diikuti?????????
dan mana yang disunahkan????
karena saya ini orang awam
mohon di beri penjelasan yang sedetailnya
wasalam
sebelumnya saya ucapkan terimakasih dan salam ,
assalamu'aliakum wqarohmatuhllah wabarokatuh,
dan saya minta ijin untuk copy paste masalah ini bermanfaat sekali buat saya,,
assalamu'alaikum....
saya pernah mendengar ustad, pada waktu sebelum ramadhan meminta & memohon maaf terhadap orang tua dan kerabat. bukan pada waktu setelah selesai sholat idul fitri.
jadi mana yang harus diikuti?????????
dan mana yang disunahkan????
karena saya ini orang awam
mohon di beri penjelasan yang sedetailnya
wasalam
mas seperti mas admin katakan islamtidak mengikat permintaan maaf dengan waktu ya kalo salah segera minta maaf karena setiap ibadah dalam islam itu harus ada dalil bukan karena kebaikan menurut kita,,
ittiba mengikuti petunjuk rasulullah Muhammad
Yang dianjurkan dalam memasuki bulan Ramadhan adalah saling belomba-lomba meningkatkan amal ibadah demi mengharap ridho Allah, bukan dengan saling berma'afan yang disandarkan pada dalil diatas
Kemudian...
Saat masuk Hari raya Idul Fitri di sunnahkan saling memberikan do,a Taqoballahu mina wa minkum, Taqoballahu yaa Kariim
(Semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini di terima oleh Allah)
Semoga kita menjadi hamba yang selalu di beri petunjuk yang lurus..
Allahuta'ala a'lam
Tafadhol al-akh al-fakir untuk mengcopy paste tulisan diatas.
semoga bermanfaat...
Maaf.. saya awam masalah agama.. saya cuma jd bertanya2.. jadi knp kok dibilang bid'ah.. klo ternyata bermaafan itu dianjurkan.. idul fitri bagi saya adalah sarana.. mumpung lagi kembali fitri (moga-moga), ya sekalian aja maaf-maafan dan silaturahim.. klo didakwa sesat, trus bagaimana hukumnya dengan internet ini???
Assalamualaikum...
kenapa sih masalah khilafiyah selalu digembor2kan, tidak menghargai perbedaan...
assalamu'alaykum ya akhifillah..
kalau saya boleh nimbrung, sepemahaman saya dari artikel sumber diatas, dimaksudkan untuk:
1. kalau tidak ada sunnahnya, jangan berani-berani mengambil nama rasulullah dan menyebutnya hadits/sunnah. Karena kasus Rasul meng-aminkan adalah bukan untuk doa Jibril yg mendoakan keburukan bagi orang yg tidak bermaafan, berarti bagi yg menyebarkan pengajaran itu MENYEBARKAN FITNAH ATAS NAMA RASUL.(tempatnya di neraka)
2. bermaafan tidak HANYA pada waktu tertentu atau menunggu Ramadhan,karena sebaik-baiknya adalah langsung minta maaf ketika salah atau khilaf. (sesama muslim tidak boleh lebih dari 3 hari bukan? apalagi menunggu 1 tahun. kalau diimani, namanya pemutus silaturahim & bertentangan dengan alqur'an & hadits:)) *pemutus silaturahim link: http://www.almanhaj.or.id/content/2780/slash/0
Namun, bila kesalahan itu dibuat tepat sebelum ramadhan atau kita baru ingat, segerakanlah untuk minta maaf.
3. bid'ah? segala sesuatu yg diada-adakan DALAM BERAGAMA. Pendapat (ro'yu) ada yg dipuji dan ada yg dicela. yg dicela apabila memenuhi ke4 syarat ini:
1. Dalam Masalah Agama: Aqidah & Ibadah
2. masalah Agama yg baru namun tidak ada dalil dari Alqur'an, Al Hadits, Ijma' ulama salafussholih
3. Kesempatan & faktor pendorongnya sudah ada pada jaman nabi, tapi beliau tidak melakukannya.
4. Tidak adanya penghalang untuk dikerjakan,tp tidak dikerjakan oleh Rasul. Atau, Masih adanya penghalang untuk Rasul lakukan pada jamannya.
(sumber: takhosus radio Rodja 756 AM)
berarti, Ro'yu yg tidak tercela:
1. tidak berhubungan dengan agama, melainkan muamalah
2. tidak bertentangan dengan sunnah nabi (alqur'an & hadits)
Apakah ijma' Ummar bin Khottob bertentangan? insyaAlloh bila antum membaca lebih banyak hadits2 nabi, tidak antum temukan kekeliruannya, sehingga pendapat tarawih di masjid selama 1 bulan dengan 23 rokaat tidak akan di sebut bid'ah. melainkan maslahat mursalat
4. adakah bid'ah hasanah?
dari segi bahasa: bid'ah= sesat
hasanah=baik...adakah kebaikan yg sesat?
banyak awam yg keliru menamai maslahat mursalat sebagai bid'ah hasanah.
5. perbedaan adalah rahmat? apa antum berani bilang ada haditsnya? sedangkan hal tersebut bertentangan dgn Alqur'an: Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pd tali agama Alloh(islam) dan janganlah kemu bercerai berai.(ali imran: 103)
Dan janganlah kamu menyerupai orang2 yang sudah bercerai berai dan berselisih sesudah datangnya keterangan yg jelas pada mereka (3:105)
dari ayat tersebut diatas,
yg ana diajarkan oleh para ustadz salafussholih, berbeda pendapat dalam masalah duniawi, monggo silahkan karena yg ahli pasti lebih tahu ilmunya.
namun perbedaan dalam metode beragama, apakah ada yg lebih pintar dan ahli dari Rasululloh yg mengajarkan pada kita bagaimana cara ber-ISLAM?
lalu mengapa kita tidak mengikuti saja ajarannya yg termaktub dalam hadits2 shohih. pasti selamat kok :)
6. untuk ana dan antum sekalian mengenai hadits dhoif & maudhu (hadits lemah dan hadits palsu) yg banyak beredar berkaitan dengan bulan puasa :
http://www.almanhaj.or.id/content/2790/slash/0#top
semoga manfaat.
Taqoballahu mina wa minkum, wassalamu'alaykum.
assalamu'alaykum ya akhifillah..
kalau saya boleh nimbrung, sepemahaman saya dari artikel sumber diatas, dimaksudkan untuk:
1. kalau tidak ada sunnahnya, jangan berani-berani mengambil nama rasulullah dan menyebutnya hadits/sunnah. Karena kasus Rasul meng-aminkan adalah bukan untuk doa Jibril yg mendoakan keburukan bagi orang yg tidak bermaafan, berarti bagi yg menyebarkan pengajaran itu MENYEBARKAN FITNAH ATAS NAMA RASUL.(barang siapa berdusta atas namaku, silahkan mengambil tempat duduknya di neraka-hadits shohih)
2. bermaafan tidak HANYA pada waktu tertentu atau menunggu Ramadhan,karena sebaik-baiknya adalah langsung minta maaf ketika salah atau khilaf. (sesama muslim tidak boleh lebih dari 3 hari bukan? apalagi menunggu 1 tahun. kalau diimani, namanya pemutus silaturahim & bertentangan dengan alqur'an & hadits:)) *pemutus silaturahim link: http://www.almanhaj.or.id/content/2780/slash/0
Namun, bila kesalahan itu dibuat tepat sebelum ramadhan atau kita baru ingat, segerakanlah untuk minta maaf dan tidak menunda nunda.
3. untuk ana dan antum sekalian mengenai hadits dhoif & maudhu (hadits lemah dan hadits palsu) yg banyak beredar berkaitan dengan bulan puasa :
http://www.almanhaj.or.id/content/2790/slash/0#top
semoga manfaat.
Taqoballahu mina wa minkum, wassalamu'alaykum.
assalamu'alaykum, ana nimbrung sharing akhi:
bid'ah? segala sesuatu yg diada-adakan DALAM BERAGAMA.
BerPendapat (ro'yu), ada yg dipuji dan ada yg dicela. yg dicela apabila melahirkan sebuah BID'AH yg memenuhi ke4 syarat ini:
1. Dalam Masalah Agama: Aqidah & Ibadah
2. masalah Agama yg baru namun tidak ada dalil dari Alqur'an, Al Hadits, Ijma' ulama salafussholih
3. Kesempatan & faktor pendorongnya sudah ada pada jaman nabi, tapi beliau tidak melakukannya.
4. Tidak adanya penghalang untuk dikerjakan,tp tidak dikerjakan oleh Rasul. Atau, Masih adanya penghalang untuk Rasul lakukan pada jamannya.
(sumber: takhosus radio Rodja 756 AM)
berarti, Ro'yu yg tidak tercela:
1. tidak berhubungan dengan agama, melainkan muamalah
2. tidak bertentangan dengan sunnah nabi (alqur'an & hadits)
Apakah ijma' Ummar bin Khottob bertentangan? insyaAlloh bila antum membaca lebih banyak hadits2 nabi, tidak antum temukan kekeliruannya, sehingga pendapat tarawih di masjid selama 1 bulan dengan 23 rokaat tidak akan di sebut bid'ah. melainkan maslahat mursalat
adakah bid'ah hasanah?
dari segi bahasa: bid'ah= sesat
hasanah=baik...adakah kebaikan yg sesat?
banyak awam yg keliru menamai maslahat mursalat sebagai bid'ah hasanah.
perbedaan adalah rahmat? apa antum berani bilang ada haditsnya? sedangkan hal tersebut bertentangan dgn Alqur'an: Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pd tali agama Alloh(islam) dan janganlah kemu bercerai berai.(ali imran: 103)
Dan janganlah kamu menyerupai orang2 yang sudah bercerai berai dan berselisih sesudah datangnya keterangan yg jelas pada mereka (3:105)
dari ayat tersebut diatas, berarti pendapat bahwa
'perbedaan dlm beragama adalah rahmat', sudah memenuhi syarat sbg Ro'yu yg mendatangkan Bid'ah dan mendatangkan kesesatan.
yg ana diajarkan oleh para ustadz salafussholih, berbeda pendapat dalam masalah duniawi, monggo silahkan karena yg ahli pasti lebih tahu ilmunya.
namun perbedaan dalam metode beragama, apakah ada yg lebih pintar dan ahli dari Rasululloh yg mengajarkan pada kita bagaimana cara ber-ISLAM?
lalu mengapa kita tidak mengikuti saja ajarannya yg termaktub dalam hadits2 shohih. pasti selamat kok :)
wallahu a'lam
mohon maaf apa bila terdapat kesalahan, dan mohon dibetulkan.
sungguh kesempurnaan hanya milik Alloh.
wassalamu'alaykum
hey your blog design is very nice, neat and fresh and with updated content, make people feel peace and I always enjoy browsing your site.
- Thomas
top [url=http://www.001casino.com/]free casino bonus[/url] coincide the latest [url=http://www.realcazinoz.com/]free casino games[/url] unshackled no consign perk at the best [url=http://www.baywatchcasino.com/]casino online
[/url].
Bilal r.a. tidak pernah diajarkan oleh rasul agar selalu berwudhu bila batal wudhu..,tp dibuat oleh Bilal r.a. bid'ahkah yg dibuat beliau?
Posting Komentar